Sabar/Reza Unjuk Gigi Sepanjang Tahun, Mengapa Tak Masuk Pelatnas PBSI?
Performa Gemilang Sepanjang Tahun 2024
Pasangan ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama dan Moh. Reza Pahlevi Isfahani, menjadi sorotan sepanjang tahun 2024. Mereka menunjukkan performa luar biasa dengan sederet prestasi di berbagai turnamen internasional. Dalam laman ranking BWF, Sabar/Reza berhasil menorehkan satu gelar juara di Spain Masters dan menjadi runner-up di beberapa turnamen besar seperti China Masters, Macau Open, Hong Kong Open, dan Orleans Masters. Bahkan, mereka juga mencapai semifinal di turnamen bergengsi seperti Swiss Open, Indonesia Open, dan BWF World Tour Finals 2024.
Namun, meskipun pencapaian mereka gemilang, nama Sabar/Reza tidak masuk dalam daftar atlet yang dipanggil oleh PBSI untuk Pelatnas 2025. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan pecinta bulutangkis Indonesia.
Daftar Pemain Pelatnas PBSI 2025
PBSI telah merilis daftar atlet yang akan mengisi Pelatnas tahun 2025. Pada sektor ganda putra, komposisi pemain utama tidak mengalami perubahan signifikan. Nama-nama seperti Fajar Alfian, Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando, Bagas Maulana, Daniel Marthin, Muhammad Shohibul Fikri, Rahmat Hidayat, dan Yeremia Rambitan tetap menjadi andalan.
Perbedaan mencolok dibanding tahun sebelumnya adalah absennya pasangan legendaris Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon, yang memutuskan untuk pensiun dari Pelatnas. Selain itu, nama M. Rayhan Nur Fadillah juga tidak ada dalam skuad utama. Namun, tidak ada tambahan pemain baru di kategori utama, termasuk Sabar/Reza, meskipun performa mereka bisa dibilang sangat impresif.
Alasan Tidak Dipanggilnya Sabar/Reza
Wakil Ketua Umum PBSI I, Taufik Hidayat, memberikan penjelasan terkait hal ini. Salah satu faktor yang dipertimbangkan adalah usia. Saat ini, Sabar berusia 28 tahun, sementara Reza berumur 26 tahun. Menurut Taufik, PBSI harus mempertimbangkan target jangka panjang, seperti Olimpiade 2028. “Kita harus jujur-jujuran saja. Kita mau dibawa ke mana nih? Apakah masih bisa dengan umur 29? Kita enggak tahu,” ujar Taufik.
Meski demikian, Taufik menegaskan bahwa peluang atlet di luar Pelatnas untuk berprestasi tetap terbuka. “Kalau mereka yang masih di luar Pelatnas berprestasi juga bisa saja ikut Olimpiade kok. Buat saya sekarang terbuka,” tambahnya. Artinya, meskipun tidak berada di Pelatnas, atlet seperti Sabar/Reza tetap memiliki peluang untuk bersaing di kancah internasional.
Dinamika di Luar Pelatnas
Sabar/Reza sendiri bukanlah sosok asing di Pelatnas PBSI. Sebelumnya, mereka pernah menjadi bagian dari Pelatnas, namun memutuskan keluar pada tahun 2021 karena minimnya kesempatan bertanding di luar negeri. Sejak itu, mereka berstatus sebagai atlet independen yang harus mengurus semua hal secara mandiri, mulai dari administrasi hingga akomodasi.
Reza pernah menyebutkan bahwa ada plus-minus menjadi atlet di luar Pelatnas. “Di luar Pelatnas, kami harus benar-benar mencari sponsor sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Sementara di Pelatnas, kami tinggal main, tetapi tekanannya lebih besar,” ujar Reza. Ketika ditanya apakah ada keinginan untuk kembali ke Pelatnas, Reza menjawab bahwa hal tersebut belum terpikirkan dalam waktu dekat, meskipun tidak menutup kemungkinan di masa depan.
Tantangan dan Peluang Atlet Non-Pelatnas
Menjadi atlet non-Pelatnas tentu memiliki tantangan tersendiri. Sabar/Reza harus mandiri dalam mengatur segala hal, termasuk pembiayaan turnamen. Namun, mereka juga memiliki keleluasaan untuk menentukan jadwal dan turnamen yang ingin diikuti. Dengan performa yang terus meningkat, mereka membuktikan bahwa status non-Pelatnas bukanlah penghalang untuk berprestasi.
PBSI sendiri kini membuka kesempatan bagi atlet di luar Pelatnas untuk tetap bersaing di level internasional. “Kalau mereka bersaing di luar lebih bagus dari yang Pelatnas, ya monggo saja mereka yang main. Toh satu buat Indonesia,” ujar Taufik. Pernyataan ini menjadi sinyal positif bagi atlet-atlet independen seperti Sabar/Reza.
Apa Selanjutnya untuk Sabar/Reza?
Dengan sederet prestasi gemilang yang telah diraih, Sabar/Reza memiliki peluang besar untuk terus bersinar di tahun-tahun mendatang. Meskipun saat ini belum dipanggil kembali ke Pelatnas, mereka tetap dapat menjadi wakil Indonesia di berbagai turnamen internasional. Tantangan utama bagi mereka adalah menjaga konsistensi performa dan membuktikan bahwa mereka layak bersaing di level tertinggi.
Selain itu, peluang untuk kembali ke Pelatnas masih terbuka, terutama jika PBSI melihat bahwa mereka memiliki potensi untuk mendukung target jangka panjang, seperti Olimpiade. Untuk itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk sponsor dan komunitas bulutangkis, sangat penting bagi kelangsungan karier mereka.
Kesimpulan
Keputusan PBSI untuk tidak memasukkan Sabar/Reza ke dalam Pelatnas 2025 memang menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, PBSI harus mempertimbangkan banyak faktor, termasuk target jangka panjang dan regenerasi pemain. Di sisi lain, performa gemilang Sabar/Reza sepanjang tahun 2024 menjadi bukti nyata bahwa mereka adalah pasangan yang patut diperhitungkan.
Bagaimanapun juga, perjalanan karier Sabar/Reza masih panjang. Dengan tekad dan kerja keras, mereka dapat terus mengukir prestasi untuk Indonesia, baik dari dalam maupun luar Pelatnas. Bagi para pecinta bulutangkis, mendukung perjuangan mereka adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa talenta-talenta terbaik Indonesia tetap bersinar di panggung dunia.