Karier Raheem Sterling: Habis atau Butuh Kebangkitan?

Raheem Sterling: Apakah Era Kejayaannya Sudah Berakhir?

Pendahuluan

Pindah ke Arsenal pada musim ini tampaknya tidak memberikan solusi bagi Raheem Sterling untuk kembali menemukan performa terbaiknya. Pemain berusia 30 tahun ini bergabung dengan Arsenal dari Chelsea sebagai pemain pinjaman dengan opsi pembelian permanen. Namun, sejauh ini, kontribusinya di lapangan masih jauh dari ekspektasi.

Jermaine Pennant, pundit sepakbola sekaligus mantan pemain Liverpool dan Arsenal, memberikan pandangan tajam terhadap situasi Sterling. Menurutnya, waktu kejayaan Sterling sudah berlalu. Bagaimana nasib Sterling di Arsenal, dan apakah benar era keemasannya sudah habis? Artikel ini akan mengulas lebih dalam.

Read More

Kiprah Sterling di Arsenal Musim Ini

Statistik yang Mengecewakan

Sejak bergabung dengan Arsenal, Raheem Sterling belum mampu menunjukkan performa yang memuaskan. Berikut adalah statistiknya hingga pertengahan musim:

  • 11 penampilan di semua kompetisi
    • 6 penampilan di Liga Inggris (2 kali sebagai starter)
    • 2 penampilan di Liga Champions (seluruhnya sebagai pemain pengganti)
    • 3 penampilan di Carabao Cup
  • 1 gol (di Carabao Cup)
  • 2 assist (di Liga Inggris)

Sterling lebih sering menjadi pemain cadangan di bawah arahan Mikel Arteta. Ia kalah bersaing dengan Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli, dua pemain muda yang menjadi andalan Arsenal di lini depan.

Peran di Tim

Sterling tidak lagi menjadi pemain utama di Arsenal. Perannya lebih sering sebagai pelapis untuk memberikan rotasi pada Saka atau Martinelli. Hal ini cukup kontras dengan masa-masa kejayaannya di Manchester City, di mana ia selalu menjadi pilihan utama Pep Guardiola.


Pandangan Jermaine Pennant

Jermaine Pennant, yang kini menjadi pundit sepakbola, memberikan pandangan yang cukup tegas mengenai situasi Raheem Sterling. Berikut adalah poin-poin utama dari analisanya:

Tidak Lagi Dipercaya oleh Arteta

Pennant menyoroti kurangnya kepercayaan Mikel Arteta terhadap Sterling. Hal ini terlihat dari minimnya kesempatan bermain yang diberikan oleh manajer Arsenal tersebut. Sterling lebih sering menghangatkan bangku cadangan dibandingkan tampil di lapangan.

“Terlihat jelas, Arteta tidak mempercayai Sterling. Dia sering dibangku cadangan dan kalah saing dengan para pemain muda,” kata Pennant.

Masa Kejayaan yang Sudah Berlalu

Pennant juga menilai bahwa usia menjadi salah satu faktor penting. Di usia 30 tahun, Sterling dinilai sudah tidak memiliki kecepatan dan ketajaman yang sama seperti saat berada di puncak kariernya.

“Dengan tidak mengurangi rasa hormat, dia tidak semakin muda. Menurut saya, waktunya di Arsenal juga sudah habis,” tambahnya.


Perbandingan dengan Masa Lalu

Kejayaan di Manchester City

Sterling pernah menjadi salah satu winger terbaik di dunia saat bermain untuk Manchester City. Di bawah asuhan Pep Guardiola, ia mencetak lebih dari 100 gol dan membantu City meraih berbagai gelar, termasuk:

  • 4 gelar Liga Inggris
  • 5 Piala Liga Inggris
  • 1 Piala FA

Sterling dikenal dengan kecepatannya, kemampuan gocekan yang mematikan, dan kontribusinya dalam mencetak gol serta memberikan assist. Namun, performa tersebut tampaknya sulit ia ulangi di Arsenal.

Penurunan di Chelsea

Sebelum pindah ke Arsenal, Sterling juga mengalami penurunan performa di Chelsea. Ia kesulitan beradaptasi dengan sistem permainan dan tidak mampu menjadi pemain kunci di Stamford Bridge. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang konsistensi dan masa depannya di level tertinggi.


Analisis Penyebab Penurunan

Faktor Usia

Di usia 30 tahun, banyak pemain mengalami penurunan performa, terutama yang mengandalkan kecepatan seperti Sterling. Reaksi, stamina, dan ketajaman secara alami berkurang seiring bertambahnya usia.

Kurangnya Adaptasi dengan Sistem Arteta

Mikel Arteta memiliki gaya permainan yang mengandalkan pressing tinggi, kombinasi cepat, dan pergerakan tanpa bola yang intens. Sterling, meskipun berpengalaman, tampaknya kesulitan menyesuaikan diri dengan sistem ini.

Kepercayaan Diri yang Menurun

Minimnya menit bermain tentu berdampak pada kepercayaan diri Sterling. Ketika seorang pemain tidak merasa dipercaya, sulit bagi mereka untuk tampil optimal di lapangan.


Haruskah Arsenal Mempertahankan Sterling?

Pro

  • Pengalaman: Sterling memiliki pengalaman bermain di level tertinggi, yang dapat menjadi aset berharga bagi Arsenal, terutama dalam kompetisi seperti Liga Champions.
  • Versatilitas: Ia bisa bermain di berbagai posisi di lini serang, memberikan opsi tambahan bagi Arteta.

Kontra

  • Biaya Mahal: Gaji Sterling yang tinggi bisa menjadi beban finansial bagi Arsenal jika kontribusinya tidak signifikan.
  • Peluang untuk Pemain Muda: Dengan menit bermain yang diberikan kepada Sterling, pemain muda seperti Reiss Nelson atau Fabio Vieira mungkin kehilangan kesempatan untuk berkembang.

Kesimpulan

Raheem Sterling adalah salah satu pemain terbaik yang pernah menghiasi Liga Inggris. Namun, penurunan performanya dalam beberapa musim terakhir menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depannya di level tertinggi. Pindah ke Arsenal tampaknya belum menjadi solusi yang tepat, dengan minimnya kontribusi dan kesempatan bermain.

Jermaine Pennant mungkin benar bahwa era kejayaan Sterling sudah berlalu. Namun, sepakbola selalu penuh kejutan, dan Sterling masih memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa ia belum habis. Yang jelas, perjalanan kariernya di Arsenal musim ini akan menjadi salah satu cerita menarik untuk diikuti.

phoenix288

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *