Indonesia Tersingkir di Piala AFF 2024, Ini 7 Faktanya

Timnas Indonesia Mencatatkan Torehan Buruk di Piala AFF 2024

Piala AFF 2024 menjadi turnamen yang penuh kekecewaan bagi Timnas Indonesia. Skuad Garuda gagal melaju ke semifinal setelah finis di posisi ketiga fase grup. Kekalahan 0-1 dari Filipina di pertandingan terakhir yang digelar di Stadion Manahan, Solo, pada Sabtu, 21 Desember 2024, menjadi titik akhir perjuangan Indonesia di turnamen ini. Gol semata wayang dari Bjorn Martin Kristensen menjadi penentu kemenangan Filipina, yang sekaligus mengakhiri harapan Indonesia untuk melaju ke babak selanjutnya.

Kegagalan ini meninggalkan catatan buruk bagi Indonesia di Piala AFF 2024. Berikut ini adalah tujuh data-fakta yang menyertai catatan buruk Indonesia hingga terhenti di fase grup Piala AFF 2024.

Read More

1. Indonesia Jadi Satu-Satunya Tim yang Mendapat Kartu Merah di Fase Grup

Salah satu catatan buruk yang mencoreng perjalanan Indonesia di Piala AFF 2024 adalah jumlah kartu merah yang diterima. Indonesia menjadi satu-satunya tim yang mendapatkan kartu merah di fase grup. Marselino Ferdinan dan Muhammad Ferarri masing-masing mendapat kartu merah dalam pertandingan yang berlangsung di fase grup. Kartu merah ini tentunya merugikan, mengingat Timnas Indonesia harus berjuang dengan jumlah pemain yang lebih sedikit di beberapa laga penting.

Kartu merah yang diterima oleh pemain-pemain kunci ini menunjukkan kurangnya kedisiplinan dalam permainan, yang turut mempengaruhi hasil-hasil pertandingan Indonesia di Piala AFF 2024. Kehilangan pemain di tengah laga sangat berpengaruh pada kekuatan tim, apalagi pada pertandingan yang sangat menentukan.

2. Indonesia Tidak Bisa Mencetak Gol Lewat Situasi Open Play

Masalah lain yang mencuat adalah ketidakmampuan Indonesia untuk mencetak gol lewat situasi open play. Dari total 4 gol yang berhasil dicetak oleh Timnas Indonesia di fase grup, tiga di antaranya tercipta melalui lemparan jauh dari Pratama Arhan, dan satu lagi melalui tendangan sudut. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat bergantung pada situasi bola mati, sementara serangan terbuka mereka tidak maksimal.

Kebergantungan pada bola mati ini memperlihatkan minimnya kreativitas dan ketajaman Indonesia dalam menyerang. Terlepas dari upaya keras para pemain, permainan terbuka yang seharusnya menjadi kekuatan utama tim, justru gagal menciptakan peluang yang cukup untuk mencetak gol.

3. Indonesia Menjadi Tim Kedua dengan Pelanggaran Paling Banyak

Pelanggaran menjadi masalah lain yang menghantui Timnas Indonesia selama Piala AFF 2024. Indonesia tercatat sebagai tim kedua yang melakukan pelanggaran paling banyak, dengan total 52 pelanggaran sepanjang fase grup. Hanya Filipina yang mencatatkan pelanggaran lebih banyak, dengan 54 pelanggaran. Jumlah pelanggaran yang tinggi ini menunjukkan ketidakteraturan dalam permainan Indonesia.

4. Indonesia Gagal Lolos ke Semifinal untuk Kelima Kalinya

Indonesia kembali gagal melaju ke semifinal Piala AFF 2024, yang menjadi kegagalan kelima dalam sejarah mereka. Sebelumnya, Indonesia juga gagal mencapai semifinal pada Piala AFF 2007, 2012, 2014, dan 2018, meskipun selalu berhasil lolos ke fase grup. Gagal di fase grup kali ini tentu menjadi pukulan telak, terlebih dengan harapan tinggi yang diberikan oleh para pendukung Timnas Indonesia.

Kegagalan ini semakin memperburuk catatan Indonesia di Piala AFF, yang selalu berada di luar fase semifinal dalam lima edisi terakhir. Kegagalan ini memunculkan pertanyaan mengenai perkembangan tim dan apakah Timnas Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara yang semakin kuat.

5. Shin Tae-yong Mengalami Kekalahan Pertama atas Filipina

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menghadapi kenyataan pahit setelah mengalami kekalahan pertama atas Filipina. Sebelumnya, Shin Tae-yong memiliki rekor bagus melawan Filipina, namun pada Piala AFF 2024, Filipina berhasil mengalahkan Indonesia dengan skor 0-1. Kekalahan ini menjadi catatan pertama yang buruk bagi Shin Tae-yong sejak melatih Timnas Indonesia.

Selain itu, kekalahan ini juga mencatatkan kegagalan pertama Shin Tae-yong dalam membawa Indonesia ke fase gugur Piala AFF. Sebelumnya, ia berhasil membawa Indonesia ke final Piala AFF 2020, namun kali ini timnya gagal melangkah lebih jauh.

6. Kekalahan Kedua Indonesia dari Filipina dalam Sejarah Pertemuan Kedua Tim

Kekalahan dari Filipina juga menjadi yang kedua kalinya dalam sejarah pertemuan kedua tim di Piala AFF. Sebelumnya, Indonesia pernah kalah telak 0-4 dari Filipina pada Piala AFF 2012. Kekalahan kali ini tentu menjadi tanda bahwa Filipina, yang dulunya dianggap sebagai tim lemah di Asia Tenggara, kini mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam dunia sepak bola regional.

7. Indonesia Menjadi Tim dengan Catatan Offside Paling Sedikit

Di sisi positif, Indonesia mencatatkan satu hal yang cukup menarik selama fase grup Piala AFF 2024: mereka menjadi tim dengan catatan offside paling sedikit bersama Laos. Indonesia hanya tercatat melakukan dua kali offside selama fase grup. Meskipun hal ini menunjukkan bahwa Indonesia cukup disiplin dalam menjaga posisi, namun minimnya pelanggaran tersebut juga mencerminkan kurangnya ancaman terhadap pertahanan lawan.

Kesimpulan

Perjalanan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 berakhir dengan kekecewaan. Dengan berbagai catatan buruk, mulai dari kartu merah hingga ketidakmampuan mencetak gol lewat open play, Indonesia harus menerima kenyataan bahwa mereka gagal melaju ke semifinal untuk kelima kalinya. Shin Tae-yong dan skuad Garuda akan perlu mengevaluasi penampilan mereka secara menyeluruh jika ingin kembali bersaing di level tertinggi sepak bola Asia Tenggara. Piala AFF 2024 menjadi pengingat bahwa masih banyak yang harus diperbaiki dalam tim ini agar bisa kembali menjadi kekuatan yang diperhitungkan di masa depan. phoenix288

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *