Indonesia Hanya Bisa Mencetak Gol dari Situasi Bola Mati saat Ditahan 3-3 oleh Laos di Matchday Kedua Grup B ASEAN Championship 2024
Garuda Kesulitan Menciptakan Peluang dari Permainan Terbuka
Pertandingan Menegangkan di Stadion Manahan
Dalam matchday kedua Grup B ASEAN Championship 2024 yang berlangsung di Stadion Manahan, Kamis (12/12), Timnas Indonesia harus puas dengan hasil imbang 3-3 melawan Laos. Pertandingan ini menjadi bukti nyata bahwa Garuda kesulitan menciptakan peluang dari permainan terbuka, dengan semua gol yang tercipta berasal dari situasi bola mati.
Babak Pertama yang Dramatis
Tuan rumah Indonesia dua kali tertinggal di babak pertama melalui gol Phousomboun Panyavong pada menit ke-9 dan Phathana Phommathep pada menit ke-13. Namun, Indonesia berhasil menyamakan kedudukan melalui gol Kadek Arel pada menit ke-12 dan Muhammad Ferarri pada menit ke-18. Pertandingan berjalan sangat sengit dengan kedua tim saling berbalas gol dalam tempo cepat.
Keunggulan Sementara dan Gol Kontroversial
Pada babak kedua, Muhammad Ferarri mencetak brace di menit ke-72 yang membawa Indonesia berbalik unggul 3-2. Sayangnya, keunggulan tersebut tidak bertahan lama. Lima menit kemudian, Peter Phanthavong mencetak gol kontroversial yang membuat skor kembali imbang 3-3. Hasil ini membuat Timnas Indonesia gagal meraih poin penuh di kandang sendiri.
Statistik Pertandingan yang Mengkhawatirkan
Dalam laga ini, Indonesia menguasai 66 persen penguasaan bola dan melepaskan 22 tembakan, namun hanya delapan yang tepat sasaran. Menariknya, lima dari delapan tembakan tepat sasaran tersebut berasal dari situasi bola mati. Gol pertama Kadek Arel tercipta dari lemparan ke dalam yang dilakukan Pratama Arhan, sementara dua gol Ferarri hadir dari lemparan ke dalam Arhan dan sepak pojok Dony Tri Pamungkas. Ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat bergantung pada situasi set piece untuk mencetak gol.
Kelemahan dalam Permainan Terbuka
Jika dianalisis lebih teliti, Indonesia hanya mampu menciptakan tiga tembakan tepat sasaran dari permainan terbuka, dua di antaranya berasal dari percobaan jarak jauh. Salah satunya adalah tembakan Rafael Struick di babak kedua. Statistik ini mengindikasikan bahwa Indonesia kesulitan membongkar pertahanan Laos dari permainan terbuka, yang menjadi pekerjaan rumah bagi pelatih Shin Tae-yong.
Tren Gol dari Set Piece
Sejak pertandingan melawan Myanmar, empat gol yang dicetak Indonesia dalam turnamen ini semuanya berasal dari situasi bola mati. Di satu sisi, ini merupakan nilai tambah karena menunjukkan keunggulan dalam eksekusi set piece. Namun, di sisi lain, ini juga menunjukkan minimnya variasi dalam mencetak gol dan menjadi sinyal kekhawatiran bagi tim pelatih.
Pekerjaan Rumah Sebelum Melawan Vietnam
Hasil imbang melawan Laos ini menambah tantangan bagi Timnas Indonesia sebelum menghadapi Vietnam pada Minggu (15/12). Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah Indonesia bisa tampil lebih cair dalam membangun serangan dari permainan terbuka, atau akan kembali mengandalkan bola-bola mati ke arah kotak penalti. Perlu adanya evaluasi mendalam dan penyesuaian strategi untuk menghadapi tim-tim yang lebih kuat dan terorganisir.
Dukungan dan Harapan
Dukungan dari para penggemar dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk membangkitkan semangat para pemain. Harapan besar disematkan kepada para pemain muda Indonesia untuk terus berkembang dan menunjukkan performa terbaik mereka di sisa pertandingan ASEAN Championship 2024. Keberhasilan dalam turnamen ini tidak hanya penting untuk prestasi, tetapi juga untuk membangun kepercayaan diri dan pengalaman internasional bagi para pemain muda.
Kesimpulan
Pertandingan melawan Laos menjadi pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia. Ketergantungan pada situasi bola mati untuk mencetak gol harus segera diatasi dengan meningkatkan kemampuan mencetak gol dari permainan terbuka. Dengan persiapan yang baik dan strategi yang tepat, diharapkan Timnas Indonesia dapat meraih hasil yang lebih baik di pertandingan berikutnya dan melangkah lebih jauh dalam ASEAN Championship 2024.